Showing posts with label Bakteri. Show all posts
Showing posts with label Bakteri. Show all posts

20 September 2014

Anti Bakteri terhadap Mikroorganisme Penyebab Diare

Sanitasi dan higiene merupakan konsep dasar yang perlu diperhatikan dalam pengolahan makanan. Konsep dasar tersebut diperlukan agar makanan yang diproduksi bebas dari cemaran. Salah satu cemaran yang menjadi perhatian adalah total bakteri pada produk. Apakah teman-teman pernah mengalami masalah pencernaan seperti diare? Salah satu penyebabnya adalah bakteri.
anti bakteri terhadap mikroorganisme penyebab diare
Diare masih merupakan permasalahan yang harus dipecahkan. Penduduk di negara berkembang utamanya masih memiliki tingkat kejadian diare yang tinggi. Kebersihan makanan dan air perlu dijaga karena infeksi bakteri penyebab diare biasanya berasal dari makanan dan air.

Bakteri merupakan mikroorganisme yang pertumbuhannya sangat cepat. Lingkungan yang mendukung akan membuat pertumbuhan bakteri optimal. Bakteri penyebab diare yang telah tumbuh perlu dikendalikan dengan memberikan anti bakteri. Obat-obat komersial saat ini mengklaim bahwa obat tersebut mampu menghentikan diare. Namun ada baiknya terus dilakukan studi tentang antibakteri karena ketahanan bakteri makin meningkat seiring bertambahnya waktu.

Beberapa penelitian pernah dilakukan untuk melihat beberapa aktivitas antibakteri dari beberapa biota seperti Vitex pinnata yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi, Staphylococcus aureus (Kosala). Isolat triterpenoid dari biji pepaya mampu menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan Escherichia coli (Sukadana et al. 2005).  Ekstrak daun Psidium guajava L juga mampu menghambat pertumbuhan Salmonella typhimurium (Ajizah 2004). Ekstrak kerang darah mampu menghambat pertumbuhan S. aureus dan E. coli (Daluningrum 2009).

Penelitian-penelitian masih terus dilakukan untuk melihat efektivitas suatu ekstrak untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare. Apakah teman-teman tertarik? Teman-teman bisa mengangkat pengalaman empiris untuk melihat efektivitas tanaman herbal atau biota yang mampu mengurangi keluhan diare.

07 June 2012

Disc Diffusion Method


Penapisan antibakteri saat ini sedang gencar dilakukan, untuk mendapatkan alternatif antibakteri yang memiliki kemampuan yang lebih baik. Untuk menguji antibakteri tersebut perlu adanya metode uji yang mumpuni. Salah satunya adalah dengan metode difusi. Metode difusi dapat dilakukan dengan metode disc diffusion. Tujuan dari tes Kirby-Bauer difusi disk adalah untuk menentukan sensitivitas atau resistensi patogen aerobik dan bakteri fakultatif anaerob untuk berbagai senyawa antimikroba untuk membantu dokter dalam memilih pilihan pengobatan pada pasien-pasiennya. Organisme patogen ditanam di Mueller-Hinton agar dengan berbagai antimikroba di kertas saring. Ada atau tidak adanya pertumbuhan di sekitar disk adalah ukuran tidak langsung dari kemampuan senyawa untuk menghambat organisme.




Ketika 6-mm kertas penyaring disk yang diresapi dengan konsentrasi senyawa antimikroba ditempatkan di cawan Mueller-Hinton (MH) agar, air segera diserap ke dalam disk dari agar-agar. Antimikroba mulai berdifusi ke dalam agar-agar sekitarnya. Laju difusi melalui agar tidak secepat laju ekstraksi keluar antimikroba dari disk, sehingga konsentrasi antimikroba paling tinggi paling dekat dengan disk. Laju difusi antimikroba melalui agar-agar tergantung pada sifat difusi dan kelarutan obat dalam agar-agar MH dan berat molekul dari senyawa antimikroba. Faktor-faktor ini mengakibatkan setiap antimikroba memiliki zona yang menunjukkan kerentanan terhadap senyawa antimikroba (Hudzicki 2012).

Media untuk Uji Disc Diffusion
Mueller-Hinton agar dianggap sebagai media terbaik untuk pengujian kerentanan bakteri nonfastidious untuk alasan berikut : dapat diterima batch ke batch untuk reproduktifitas uji kerentanan; sangat rendah dalam sulfonamida, trimetoprim, dan inhibitor tetrasiklin, mendukung pertumbuhan yang memuaskan untuk patogen nonfastidious; data-data dalam jumlah besar dan pengalaman telah dikumpulkan tentang uji kerentanan dilakukan dengan media ini

Formula Mueller-Hinton agar dalam satu liter air murni adalah sebagai berikut : Beef (300.0 g), Casamino acid, technical (17.5 g), Starch (1.5 g), Agar (17.0 g). pH MH harus berkisar antara 7,2 dan 7,4 pada suhu kamar setelah pemadatan dan harus diuji ketika media pertama disiapkan. Jika pH < 7,2 obat-obatan tertentu akan kehilangan potensi (aminoglikosida, kuinolon, makrolid), sementara agen lain mungkin tampak memiliki aktivitas yang berlebihan (tetrasiklin). Jika pH > 7,4 hasil yang sebaliknya dapat terjadi (Hudzicki 2012).


Standar untuk persiapan Inokulum
Standar McFarland adalah suspensi barium sulfat atau partikel lateks yang memungkinkan perbandingan visual dari kepadatan bakteri. Standar komersial tersedia untuk dibeli dari perusahaan seperti Remel atau BD BBL. Ini sering menyertakan kartu Wickerham, yang merupakan kartu kecil yang berisi garis-garis hitam paralel. Sebuah standar McFarland 0,5 setara dengan suspensi bakteri yang mengandung antara 1 x 108 dan 2 x 108 CFU / ml.

0,5 McFarland disiapkan dengan cara sebagai berikut : tambahkan 0,5-ml 0,048 mol/liter BaCl2 (1,175% berat/volume BaCl2 • 2H20) dan 99,5 ml dari 0,18 mol/liter H2SO4 (1% vol/vol) dengan pengadukan yang konstan untuk mempertahankan suspensi. Periksa kepadatan yang benar dari standar kekeruhan dengan mengukur absorbansi pada spektrofotometer dengan Absorbansi pada 625 nm. Kekeruhan harus bernilai 0,08-0,13 untuk 0,5 McFarland standar. Transfer suspensi barium sulfat dalam 4 - 6-ml aliquot ke tabung dengan ukuran yang sama dengan yang digunakan dalam standardisasi inokulum bakteri. Tutup tabung dan disimpan dalam gelap pada suhu kamar.


Peletakan disk ke permukaan agar
Cakram yang telah berisi antimikroba diletakkan pada permukaan agar, baik menggunakan forsep untuk mengeluarkan setiap disk antimikroba satu persatu, atau dispenser multidisk untuk mengeluarkan beberapa disk sekaligus. Setiap cakram harus ditekan untuk memastikan kontak dengan media. Disk harus ditempatkan secara merata, dengan jarak antar pusat tidak kurang dari 24 mm. Untuk plate yang berukuran 150 mm, jumlah disk yang boleh ditempatkan maksimal 12 disk, sedangkan untuk plate berukuran 100 mm, maksimal 5 disk yang boleh ditambahkan ke agar.
Penempatan cakram sekaligus menggunakan alat
Penempatan cakram satu per satu

Pembacaan Hasil dan Interpretasi
Plate yang telah diinkubasi selama 16-18 jam diamati pertumbuhan bakterinya. Diameter zona bening diamati dengan mata telanjang. Zona diukur pada diameter terdekat. Pengamatan dilakukan menggunakan penggaris pada bagian belakang plate. Pengamatan dilakukan beberapa inch diatas latar belakang berwarna hitam dengan pencahayaan yang dipantulkan. Jika darah ditambahkan ke dalam agar, maka pengamatan dilakukan dari atas agar, dengan pencahayaan hasil pantulan, dan penutup dilepaskan.